Senin, 23 Mei 2011

RAHASIA KESEHATAN DI BALIK DAUN SELEDRI

Rasulullah bersabda, bagi tiap-tiap penyakit itu ada obatnya, apabila obat yang dengan penyakitnya maka ia sembuh dengan ijin Allah”. (H.R. Muslim).
Bila Anda penggemar bakso, bubur ayam, sayur sup, capcay, salad, dan makanan rumahan lainnya yang berkuah, pasti tidak akan asing dengan seledri. Ya, hidangan tersebut tidak akan sempurna bila tidak ditambahkan daun yang memiliki aroma khas yang dalam bahasa latin disebut apium graveolens linn ini. Namun demikian, tahukah Anda bahwa seledri juga termasuk tumbuhan obat yang berkhasiat menyembuhkan beberapa jenis penyakit?


Seledri berasal dari daerah subtropis Eropa dan Asia. Pada zaman Romawi kuno, tanaman seledri dijadikan sebagai karangan bunga atau penghias pusara orang yang telah meninggal. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, sekira tahun 1640-an, para ahli botani menyatakan bahwa daun seledri dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ini baru diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah pada tahun 1942. Tanaman ini diyakini mengandung vitamin vitamin A, B1, B2, B6, dan juga vitamin C.

Sebagai tumbuhan jenis sayuran, seledri tumbuh di ketinggian di atas 900 m dari permukaan laut. Di daerah tersebut, seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal serta memiliki tinggi 25-100 cm. Seledri memiliki batang bersegi dan beralur membujur. Selain itu, seledri memiliki banyak bunga dengan ukuran kecil dengan warna putih kehijauan. Pengembangbiakkan tanaman ini adalah melalui bijinya atau pemindahan anak rumpunnya. Perkebunan Seledri di Indonesia terdapat di Brastagi Sumatera Utara dan Jawa Barat yang meliputi Pacet, Pangalengan, dan Cipanas yang notabene berhawa sejuk.

Menurut penelitian Aty Widyawarunti, MSI, Apt, (Dosen Bagian Ilmu Bahan Alam Farmasi Unair), seledri sangat baik untuk penderita Hipertensi (darah tinggi) karena mengandung pthalides dan magnesium yang baik untuk membantu melemaskan otot-otot sekitar pembuluh darah arteri dan membantu menormalkan penyempitan pembuluh darah arteri. Pthalides dapat mereduksi hormon stres yang dapat meningkatkan darah. Sebuah penelitian membuktikan pthalides dapat mereduksi tekanan pembuluh darah hingga 12-14 %.

Seledri juga mengandung apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu, seledri kaya akan pasokan kalium, asam folic, kalsium, magnesium, zat besi, fosfor, sodium, dan banyak mengandung asam amino esensial. Pasokan kalium sangat bermanfaat untuk terapi darah tinggi. Pada 100 gr seledri terkandung 344 mg kalium dan 125 mg natrium. Konsumsi makanan dengan perbandingan kalium dan natrium yang mencapai 3:1 sangat baik bagi penderita darah tinggi. Pada seledri, perbandingan tersebut mencapai 2,75:1 dan ini sudah sangat mendekati rasio ideal untuk pencegahan Hipertensi.

Kandungan coumarins dalam seledri juga bermanfaat untuk mencegah terbentuknya radikal bebas. Coumarins juga dapat meningkatkan aktivitas sel darah putih dan imunitas tubuh. Ada sekitar 156 komponen yang telah berhasil diidentifikasi dari seledri. Golongan utamanya adalah monoterpen, alkohol alifatik, komponen karbonil, fenol, epoksida aromatik, dan turunan pthalide. Senyawa utama yang terdapat pada seledri adalah limonen. Seluruh bagian tanaman seledri mengandung pro vitamin A, B, dan C.

Seledri juga mengandung komponen gizi yang cukup baik. Kandungan vitamin K dan C pada seledri termasuk kategori excellent. Setiap 100 gr seledri memberikan kontribusi sebesar 44,1 % dan 14 % dari angka kecukupan vitamin K dan vitamin C per hari. Seledri juga termasuk dalam kategori terbaik sebagai sumber kalium, folat, serat pangan, molibdenum, mangan, dan vitamin B6. Sementara kategori good diberikan kepada seledri sebagai sumber kalsium, vitamin B1, magnesium, vitamin A, triptofan, fosfor, vitamin B2, dan besi.

Selain bisa menyembuhkan Hipertensi, ternyata seledri bisa mengobati luka atau membuang racun (detoksifikasi) yang disebabkan karena menginjak paku karatan, kotoran yang masuk ke dalam luka, infeksi saluran kencing, serta luka bakar yang menyebabkan peracunan pada darah karena mengandung garam mineral yang tinggi bisa membuat darah mengandung banyak alkaline.

Keistimewaan seledri tidak hanya pada bidang kesehatan saja. Secara medis, seledri memiliki khasiat yang tinggi untuk kecantikan, khususnya bagi keindahan rambut. Seledri terbukti efektif merangsang pertumbuhan dan menjaga kesehatan rambut, terutama pada anak kecil. Selain itu, seledri juga baik dikonsumsi untuk mencegah timbulnya kerutan pada wajah, sebagai antioksi dan penangkal radikal bebas, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit, menghilangkan bau mulut, dan berguna untuk mencegah kegemukan. Hal itu karena seledri mampu membantu mengeluarkan kelebihan lemak dalam tubuh.

Cara yang baik dalam mengkonsumsi seledri yaitu dengan menyeduh seledri yang sudah berbentuk bubuk dengan air mendidih kemudian meminumnya dalam keadaan hangat. Sebelum mengonsumsi seledri, sebaiknya pastikan bahwa Anda tidak alergi Seledri karena tanaman ini (seperti juga kacang tanah) bisa menimbulkan alergi. Jika Anda tidak suka mengonsumsi secara langsung, campurkan saja seledri pada masakan dengan jumlah porsi yang lebih banyak. 

2 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More